Subsidi Kuota : Solusi Mengatasi Permasalahan Belajar Daring
Sejak diterapkannya proses belajar mengajar
tahun ajaran baru 2020, sejumlah sekolah dan perguruan tinggi telah melaksanakan
proses pembelajaran secara online atau dikenal dengan sistem pembelajaran
daring. Disatu sisi proses pembelajaran seperti ini cukup efektif demi
keberlangsungan proses pendidikan dan juga menjaga aktor-aktor pendidikan dari
bahaya COVID-19. Namun, disisi lain hal ini justru menimbulkan masalah baru
yang berkaitan erat dengan kondisi ekonomi dari aktor tersebut.
Ilustrasi belajar jarak jauh
Sejak masa New
Normal dimulai, aktivitas keseharian mulai berjalan seperti hari biasanya.
Dibidang pendidikan, proses pembelajaran juga mulai berjalan dengan menggunakan
metode pembelajaran daring. Kata daring dalam sistem pembelajaran di era New Normal ini, merupakan akronim dari
dalam jaringan, yang artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan
sebagainya. Proses pembelajaran seperti ini, diterapkan agar keberlangsungan
dunia pendidikan terus berlanjut.
Tidak hanya daring, proses pembelajaran lainnya
yang juga diterapkan sebagai alternatif dalam pembelajaran ialah luring. Jika
daring dilakukan tanpa tatap muka, maka luring dilakukan sebaliknya. Luring
merupakan akronim dari luar jaringan. Artinya, antara pendidik (guru, dosen,
dan tenaga pendidik lainnya) dengan siswa atau mahasiswa, terputus melalui jejaring
komputer. Misalnya, siswa atau mahasiswa belajar dengan menggunakan buku
pegangan sebagai panduan dalam belajar.
Kondisi pembelajaran seperti ini, ternyata
menimbulkan masalah baru. Seperti kesulitan dalam mengakses jaringan, mahalnya
beban pendidikan akibat kuota internet yang dibutuhkan untuk belajar, dan lain sebagainya.
Penyebab sulitnya dalam mengakses jaringan dengan lancar adalah, masih terdapat
daerah yang belum terjangkau oleh jaringan. Buktinya, di beberapa daerah banyak
siswa atau mahasiswa harus melakukan perjalanan ke suatu tempat dahulu, agar
dapat mengakses jaringan dengan lancar.
Mahalnya beban pendidikan akibat adanya
kebutuhan tambahan kuota internet, menjadi topik permasalahan yang paling
hangat saat ini. Orangtua maupun siswa atau mahasiswa, mengeluhkan kondisi ini
karena memerlukan biaya tambahan yang harus dipenuhi perbulan agar tetap dapat
belajar dengan baik.
Dalam mengatasi hal ini, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan pernyataan yang isinya memberikan subsidi kuota internet gratis kepada siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Pemberian subsidi kuota ini akan berlangsung selama pembelajaran daring yang akan dibagikan mulai September ini.
Dalam mengatasi hal ini, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan pernyataan yang isinya memberikan subsidi kuota internet gratis kepada siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Pemberian subsidi kuota ini akan berlangsung selama pembelajaran daring yang akan dibagikan mulai September ini.
Rincian subsidi kuota internet ini adalah untuk
siswa diberikan kuota internet 35 GB, guru diberikan kuota internet 42 GB,
mahasiswa dan dosen diberikan kuota 50 GB. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan,
Bapak Nadiem Makarim menyebutkan, sumber anggaran tersebut berasal dari
optimalisasi anggaran Kemendikbud serta dukungan anggaran Bagian Anggaran dan
Bendahara Umum Negara (BA BUN) 2020.
Tentu saja hal tersebut merupakan kabar gembira
yang sangat dinanti-nanti oleh aktor-aktor pendidikan. Hal ini karena, kuota
internet menjadi masalah nomor satu dalam proses pembelajaran daring atau jarak
jauh. Terakhir, sebagai pesan pengingat kepada kita aktor pendidikan, agar
memanfaatkan subsidi kuota internet ini dengan sebaik-baiknya dalam menunjang
proses pembelajaran.
0 Response to "Subsidi Kuota : Solusi Mengatasi Permasalahan Belajar Daring"
Post a Comment