-->

Nuansa Cerita 17 Agustus di Kota Padang

Hari ini 17 Agustus 2020, Indonesia memasuki usia yang ke 75 tahun. Di usia kematangan yang sempurna ini, penulis membuat sebuah cerita perjalanan terbaik versi 17 Agustus 2020. Cerita yang semula bertujuan untuk menikmati 17 Agustus di Kota Padang, berubah menjadi cerita menarik yang judulnya wartawan dadakan, saat bertemu langsung dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Bapak Nasrul Abit.


dirgahayu indonesia,republik indonesia,dirgahayu indonesiaku,dirgahayu republik indonesi,75 tahun indonesia,indonesia merdeka,indonesia merdeka,pariwisata,kota pariwisata,wonderfull indonesia,sumatera barat,wakil gubernur,bapak nasrul abit,17 agustus,kota padang,covid kota padang,covid sumbar,ranah minang,bandara internasional minangkabau,tugu marpati,jalan tol pacin,padang - pekanbaru,proyek tol
Dirgahayu Republik Indonesia ke 75 (Indozone)


Bermula dari keinginan penulis untuk merasakan secara langsung bagaimana suasana 17 Agustus di Kota Padang, yang sehari sebelumnya penulis mendapatkan informasi bahwa pada pukul 10.17 seluruh traffic light di Kota Padang serentak berwarna merah. Kejadian langka di traffic light ini juga diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hal ini disampaikan langsung oleh Dinas Perhubungan Kota Padang.

Bertolak dari Limau Manis, penulis langsung bergegas menuju ke traffic light terdekat yang ada di Simpang By Pass Kota Padang. Namun sayang, keinginan penulis untuk merasakan sekaligus menikmati lagu Kebangsaan Indonesia Raya di traffic light, kandas setelah penulis telat 4 menit dari waktu yang ditentukan. Padahal penulis berangkat menuju TKP 20 menit sebelum pukul 10.17. Biasanya dengan waktu tersebut, penulis sampai tepat waktu di traffic light yang ada di Simpang By Pass. Efek motor penulis yang sudah lama tidak dihidupkan menjadi penyebab utama atas keterlambatan 4 menit yang berharga bagi penulis.

Selama di Kota Padang, penulis lebih suka berdiam diri di kos daripada berkeluyuran di luar, karena takut terpapar virus Corona yang mematikan. Oleh sebab itu, penulis tidak bisa merasakan sensasi bawa motor yang terbaik. Kecewa dengan hal tersebut, penulis mencoba menghibur diri dengan membuat rencana baru, yakni 17 Agustusan dengan menikmati suasana Kota Padang.



Lokasi pertama yang penulis kunjungi adalah proyek jalan tol Padang – Pekanbaru yang berada di jalan By Pass KM 25. Satu hal yang menarik bagi penulis dari proyek ini adalah jarak tempuh Padang – Pekanbaru yang lebih singkat dengan pemandangan alami bukit barisan. Rute jalan tol ini juga melewati kota-kota pariwisata di Sumatera Barat, seperti Bukittinggi dan Payakumbuh. Jalan tol dengan panjang 254 km ini, ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2021.


Video singkat cerita 17 Agustus di Kota Padang

Penulis melanjutkan perjalanan menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Terlihat aktivitas yang cukup padat sepanjang koridor bandara. Kemudian penulis menyempatkan juga rehat di taman bandara. Setelah melihat adanya tanda akan turun hujan dilangit, seperti pepatah minang “Gabak di hulu tando ka hujan, Cewang di langik tando ka paneh”, penulis bergegas meninggalkan bandara dan menuju ke tempat berikutnya.

Kali ini tujuan penulis adalah menikmati 17 Agustus disepanjang pesisir pantai Kota Padang. Tidak terlalu jauh dari Tugu Marpati Kota Padang, tepatnya di Pantai Puruih, perjalanan penulis terhenti. Sempat kaget karena ada petugas yang mendatangi setiap pengendara yang akan melewati lokasi tersebut. Karena penasaran, penulis menepikan kendaraan. Setelah beberapa saat, akhirnya kebingungan penulis terjawab juga melihat Bapak Wakil Gubernur Sumatera Barat, Bapak Nasrul Abit sedang membagi-bagikan masker dilokasi tersebut.

Tanpa pikir panjang, penulis langsung mengeluarkan handphone dan ikut merekam bapak Nasrul Abit bersama wartawan media lainnya. Satu hal yang paling memalukan bagi penulis adalah, ketika sudah berlagak layaknya wartawan dan mendekatkan media rekam ke Bapak Nasrul Abit, disanalah terlihat penulis masih perlu belajar banyak lagi untuk menjadi seorang wartawan. 

Kenapa ? penulis lupa menekan tombol play record saat mengambil video. Hasilnya, penulis Cuma mendapatkan video rekaman kaki penulis sendiri. Sangat memalukan hahahaha…. Untungnya sebelum masuk mobil, Bapak Nasrul Abit, masih sempat diwawancarai oleh wartawan meskipun hanya sebentar.
Dalam pikiran penulis berkata, “Kok bisa ya gak kerekam gitu ? padahal udah ready tadi loh”. Meskipun kurang beruntung dengan video rekaman, setidaknya penulis mempunyai ingatan yang bisa dikatakan kuat, untuk mengingat pesan-pesan yang disampaikan oleh orang nomor 2 di Sumatera Barat ini.

Beliau berpesan kepada masyarakat Sumatera Barat untuk tetap patuh dan menjalani protokol kesehatan yang berlaku. Jadikan cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sebagai kebiasaan yang tidak asing lagi bagi kita. Ayo, bersama-sama kita perangi COVID-19 ini. Dengan bersama, kita bisa menuntaskan masalah COVID-19 di Sumatera Barat. Kira-kira seperti itulah pesan yang disampaikan oleh Bapak Nasrul Abit selaku Wakil Gubernur Sumatera Barat.

Bagi penulis peristiwa ini merupakan peristiwa yang tak akan pernah terlupakan. Momen 17 Agustus tahun ini, penulis sahkan menjadi momen 17 Agustus terbaik selama hidup penulis. Karena begitu banyak peristiwa yang pertama kali penulis temui selama hidup. Meskipun didatangi banyak masalah dan cobaan, namun penulis yakin cobaan yang dirasakan oleh para pahlawan bangsa lebih berat dalam menegakkan kemerdekaan untuk bangsa dan negara yang tercinta ini. DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA


0 Response to "Nuansa Cerita 17 Agustus di Kota Padang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel