Mahasiswa Kos-Kosan : Tips Bertahan dan 3 Pilihan Hidup Ala Anak Rantau
Siapa
yang tak kenal dengan Mahasiswa. Sebutan untuk mereka yang sedang menempuh
pendidikan tinggi di suatu kampus. Kehidupan mahasiswa, tentu tidak lagi sama
ketika masih berstatus siswa. Pola pikiran maupun tingkah laku, sebenarnya sudah
jauh berbeda.
Ilustrasi kehidupan seorang mahasiswa (Kompas.com)
Menjadi
seorang mahasiswa, tidak terlalu susah dan tidak juga terlalu mudah. Hal yang
dituntut dari seorang mahasiswa adalah hasil buah pikirannya, karena seorang
mahasiswa sudah memiliki konsep dalam berpikir dan bertingkah laku. Meskipun
demikian, ada juga mahasiswa yang masih berperilaku layaknya ketika masih
berstatus siswa.
Mengatur
waktu antara belajar dan bermain serta aktivitas lainnya, memang seharusnya
sudah bisa dipraktikkan secara langsung oleh mahasiswa. Apalagi jika mahasiswa
tersebut adalah seorang anak rantau.
Anak rantau adalah sebutan bagi mereka yang berada jauh dari kehidupan orangtuanya. Biasanya mereka hidup dan menetap di sebuah rumah kos atau kontrakan.
Anak rantau adalah sebutan bagi mereka yang berada jauh dari kehidupan orangtuanya. Biasanya mereka hidup dan menetap di sebuah rumah kos atau kontrakan.
Bagi
anak rantau, bertahan hidup atau survive disaat
memiliki keterbatasan jarak secara langsung dengan orang tua, merupakan hal
yang wajib dilakukan. Sebab, berada jauh dari orangtua bukanlah hal yang mudah
dilalui untuk seorang pemula anak rantau. Rasa rindu, sedih, bahkan khawatir
akan dilalui pada fase-fase pertama menjalani kehidupan sebagai anak rantau.
Berbeda
ceritanya dengan seseorang yang memiliki keberanian serta kekuatan mental yang
kuat. Kata-kata seperti rindu, sedih, bahkan khawatir itu tak akan pernah ada
dalam kamus kehidupannya. Tujuan hidupnya hanya satu, yakni bagaimana agar
tetap hidup dalam menyelesaikan tugas yang sedang diemban.
Tidak
heran jika orangtua merasa khawatir dan sering menelpon anaknya yang berada jauh darinya. Kadangkala orangtua menelpon anaknya hingga berjam-jam karena
khawatir dengan keadaan anaknya sekarang.
Itu wajar, karena merupakan sifat alamiah orang tua kepada anaknya. Tidak wajar itu ketika seorang anak mengeluh disaat menjalani kehidupan pertamanya sebagai anak rantau. Bahkan sampai meminta kepada orangtuanya untuk pulang kembali ke rumah.
Itu wajar, karena merupakan sifat alamiah orang tua kepada anaknya. Tidak wajar itu ketika seorang anak mengeluh disaat menjalani kehidupan pertamanya sebagai anak rantau. Bahkan sampai meminta kepada orangtuanya untuk pulang kembali ke rumah.
Sebenarnya
ada tips agar kita bisa bertahan hidup dalam menjalani fase awal sebagai anak
rantau. Hal yang harus kita lakukan adalah percaya kepada kemampuan diri
kita sendiri bahwa kita bisa melalui semua ini. Percayalah, karena suatu saat
nanti kita akan merasakan keterbiasaan dari sesuatu hal yang tidak biasa kita
lakukan saat ini.
Ibaratnya
kita hanya menunggu waktu, kapan kita merasa cocok dengan kehidupan yang baru
sebagai anak rantau. Kebanyakan orang menyebutnya dengan beradaptasi. Lama waktu
beradaptasi ini tergantung kepada bagaimana kita mengkondisikan diri dalam
beradaptasi.
Jika kita hanya mengharapkan waktu adaptasi ini cepat selesai,
percayalah itu tidak akan bekerja dengan baik. Inti dari sebuah adaptasi adalah
kemampuan diri kita dalam menikmati setiap proses adaptasi yang dilalui sebagai
seorang anak rantau.
Tips
berikutnya adalah berpandai-pandai dalam kepandaian memanagemen waktu dengan
baik. Perhatikan kapan waktunya kita belajar, kapan waktu bermain, dan sisakan
waktu untuk keperluan lainnya. Ini tergantung kepada kecocokan
memanagemen diri masing-masing. Setiap orang memiliki aktivitas yang
berbeda, sehingga tips ini hanya menyesuaikan kepada setelan yang kita pasang
pada diri kita sendiri.
Ibaratkan
dalam sebuah kejuaraan balap motor, setiap ban yang dipakai baik ban depan
maupun ban belakang, tergantung kepada kondisi cuaca serta gaya balap seorang
pengendara. Pilihan setelan ban yang dipakai ada soft, medium, dan hard. Begitu
juga dengan kehidupan mahasiswa rantau yang ngekos.
- Jika kita ingin mengejar dan menyelesaikan tujuan yang diemban dengan cepat, mungkin setelan terbaik yang kita pilih adalah soft. Namun, saat mencapai limit atau keterbatasasannya, kita akan merasakan kejenuhan dan merasakan penyesalan karena tidak bisa menikmati proses perjalanan waktu dengan baik.
- Jika pilihan kita jatuh pada medium, berarti kita termasuk orang yang suka bermain aman dengan penuh pertimbangan. Kekurangannya adalah membutuhkan tambahan waktu dalam mencapai kesuksesan dan menyelesaikan tujuan yang sedang diemban.
- Pilihan terakhir adalah hard, pilihan ini hanya untuk mereka yang lebih mementingkan kenikmatan dalam menjalani proses kehidupan, daripada mengejar kesuksesan dan tujuan yang sedang diemban dengan cepat. Kekurangannya tidak perlu dibahas, karena sudah tergambar pada akhir sebelum kalimat ini.
Itulah
beberapa tips dengan 3 pilihan dalam menjalani kehidupan seorang anak rantau. Kenali dan sadari tujuan kita dalam
menjalani kehidupan sebagai anak rantau yang berstatus sebagai mahasiswa
kos-kosan. Namun demikian, dari beberapa tips tersebut, hal yang paling penting
dan paling utama adalah TETAP SEMANGAT…
Mantap am, ini tipe bannya untuk cuaca cerah atau hujan?
ReplyDelete