-->

Nagari Tuo Pariangan : Kesempurnaan Sebuah Karya Ciptaan Tuhan yang Menjadi Sejarah Peradaban Minangkabau

Berawal dari sejarah masyarakat Minangkabau yang bermukim di puncak Gunung Marapi, hingga  pesona alamnya yang sangat memanjakan mata, menjadikan Pariangan sebagai objek destinasi favorit bagi wisatawan domestik dan mancanegara.


nagari tuo,adat budaya,tradisi minangkabau,sumatera barat,wonderfull indonesia,nagari pariangan,pemandangan pariangan,desa terindah,karya cipta,wisata dunia,international class
Sesudut pemandangan di nagari terindah Pariangan (https://ceritamahasiswa24.blogspot.com)

Pariangan merupakan salah satu desa yang terkenal akan keindahan alamnya. Tidak heran jika daerah yang terletak di kaki Gunung Marapi ini, menjadi salah satu desa terindah di dunia. 

Pesona alam dengan latar belakang luasnya hamparan padi yang dapat memanjakan mata, serta keramahtamahan masyarakat setempat membuat daerah ini menjadi objek wisata yang patut dikunjungi saat liburan. Selain eloknya pemandangan alam, desa ini juga dijuluki sebagai desa tertua atau dikenal dengan “Nagari Tuo Pariangan”.

Asal usul Nagari Pariangan dinamakan dengan “Nagari Tuo Pariangan”, merujuk pada Tambo masyarakat Minangkabau yang disampaikan secara lisan oleh masyarakat setempat secara turun-temurun. Hal ini sudah menjadi tradisi di daerah ini. Tambo tersebut mengisahkan tentang daerah pertama yang menjadi pemukiman di masa dahulu. Dalam pantun Minangkabau,

Dimano titiak palito, di baliak tenong nan batali, dari mano asa niniak moyang kito, dari puncak gunuang marapi”

Pantun tersebut menjelaskan asal usul nenek moyang masyarakat Minangkabau yang berasal dari lereng Gunung Marapi. Tidak hanya itu, dalam tradisi lisan turun temurun masyarakat Minangkabau, juga diceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain. Anak dari Sultan Iskandar Zulkarnain yang bernama Sultan Suri Maharajo Dirajo, melakukan pelayaran dan terdampar disebuah daratan. 

Menurut Tambo masyarakat Minangkabau, pada saat itu daratan tersebut hanya sebesar telor itik, yang ternyata daratan itu adalah puncak Gunung Marapi. 

Bermula dari Tambo itulah, puncak Gunung Merapi menjadi saksi sejarah terbentuknya masyarakat Minangkabau. Perjalanan masyarakat Minangkabau yang berada di puncak Gunung Marapi hingga turun ke lereng Gunung Marapi, meninggalkan jejak sejarah di Nagari Pariangan yang terkenal dengan sebutan desa terindah di dunia. 

Kondisi geografis yang sangat baik untuk bercocok tanam, membuat masyarakat Nagari Pariangan pada umumnya memiliki mata pencaharian bertani, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan juga bertanam padi. Sektor pertanian di Nagari Tuo Pariangan ini berupa tanaman padi, juga terkenal dengan metode penanaman padinya. 

Metode ini mampu memasok ketahanan pangan dari sektor pertanian berupa beras, karena penanamannya dilakukan dalam jumlah yang banyak dan masa panen padi yang singkat. Metode ini dinamakan dengan metode penanaman ‘Padi Saribu’.

Petak-petak sawah yang mengikuti kontur Gunung Marapi, menjadi salah satu penyebab utama terbentuknya julukan Desa terindah di dunia. Apalagi saat musim panen tiba, keindahan areal persawahan di lereng Gunung Marapi sungguh sangat menakjubkan. Kuningnya padi di areal persawahan, ditambah dengan hijaunya pepohonan dan birunya langit, serta segar dan asrinya udara di daerah ini, menjadikan Pariangan sebagai karya cipta alamiah yang sangat memesona. 

Inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke objek wisata yang ada di Nagari Tuo Pariangan.

Jika ingin melihat kesempurnaan sebuah karya alamiah, cobalah untuk mengunjungi desa terindah di dunia, Pariangan yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat dengan jarak tempuh sekitar 94 KM dari ibukota Provinsi, Padang.

0 Response to "Nagari Tuo Pariangan : Kesempurnaan Sebuah Karya Ciptaan Tuhan yang Menjadi Sejarah Peradaban Minangkabau"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel